Keep write, keep “jones”

Selamat malam kisanak dan nyisanak semua!

Sudahkah kalian menunaikan kewajiban kalian di malam Jum’at ini. Nganu… Ah, sudahlah. Marilah kita habiskan malam Jum’at ini dengan berdendang menyanyikan lagu riang. 

Lupakan hutang, lupakan mantan, lupakan gebetan. Jreeeeng!
*halah!

Keep write, keep “jones”, itulah judul postingan saya di malam yang cukup panas ini. Judul di atas masih berhubungan dengan dunia hitam blogging. 

Yupz, beberapa hari yang lalu, saya melihat postingan facebook teman saya yang begitu wow. 

Bagaimana tidak wow, dalam postingan tersebut, dia mengunggah foto dirinya yang berhasil menjadi salah satu juara lomba blogging yang diadakan oleh salah sau perusahaan ternama di negeri ini.

“Tidak dinyana, ternyata saya menjadi salah satu pemenangnya.” Begitu gumamnya.

“Tulisanku terlampau sederhana, bahkan sangat sederhana, tapi entah kenapa juri memilih saya menjadi salah satu juaranya.” Selorohnya lagi.

Jujur, saya ndak tahu, dia itu sedang sombong atau kesurupan setan bahenol. Yang jelas, dari mukanya sangat kelihatan kalau dia merasa bangga dengan pencapaiannya. Plok plok plok… Yuk ber tepuk sebelah tangan 😉

Sebagai kekasih  yang tak dianggap  teman, saya merasa salut atas pencapaiannya. Sungguh, tulisannya memang sederhana, tapi mengena. (Demi menjaga kemaslahatan janda-janda tua, link ke blognya tidak saya tampilkan).

Namun berdasarkan pengalaman, pengamatan dan kekuperan saya, tulisan-tulisan yang sederhana, tidak muluk-muluk, alurnya gampang dicerna dan enak dibaca, justru sering menjadi jomblo pemenang pada kontes-kontes blog seperti itu. 

Berbeda dengan tulisan-tulisan dengan judul dan gaya bahasa yang wah, ternyata jarang yang menjadi juara. Ini sih berdasarkan pengamatan saya. Kalau sampeyan tidak setuju ya ndak papa. Emang gue buntingin pikirin! Mbuehehehe….

Nah, kalau sudah tahu seperti itu, kenapa mas Darsono tidak ikut kontes-kontes seperti itu dengan tipikal tulisan yang sudah diketahui kuncinya oleh sampeyan mas?

Bukannya tidak pernah ikut, saya pernah ikut beberapa kali, dan hasilnya? NOL BESAR alias tidak pernah juara. Saya pun bingung, kenapa saya bertambah ganteng? Ebuseh!

Seingat saya, tidak lebih dari lima kali saya ikut kontes seperti itu. 

Dari sekian kontes yang ada, ada salah satu kontes yang sempat bikin geger dunia perbloggeran Indonesia. 

Ah, sudahlah… Lupakan saja. Toh penikmat produknya masih banyak. Tapi saya yakin, kalau perusahaan itu bikin kontes lagi, blogger-blogger ganteng dan cantik yang terkenal semisal saya (huek) kagak bakalan ikut lagi.

Kapok mas? Tidak juga!

Hanya saja, setelah melakukan perjalanan ke arah barat mencari janda seksi, saya temukan salah satu hal yang ternyata bukan menjadi sifat dasar saya sebagai seorang blogger. 

Apa itu? 

Diatur-atur!  Hahahaha…

Lelaki gagah dan wah (hoax banged yah) kayak saya ini memang cocoknya kerja di air menjadi blogger yang mandiri, atau lebih tepatnya idealis. Wkwkwkwk. Guayamu le….

Mandiri dalam artian ketika saya menulis di blog, yang saya tulis ya yang sesuai dengan isi hati saya. Tak ada aturan ini dan itu. Tak peduli dibayar segini dan segitu. Toh jomblo rezeki ada yang mengatur. 

Hasilnya? Ya tentu saja kepuasan! 

Eit, tapi tunggu dulu… 

Bukan berarti tidak ada perusahaan atau sponsor yang mau bekerja sama dengan orang yang sering kalah kontes blog seperti saya lho.

Dari tulisan-tulisan saya yang sekenanya bahkan ngawur kek gini, ternyata masih saja ada beberapa sponsor yang mau bekerja sama dengan saya. Hadeuh…. Ini yang kadang bikin jiwa ideal saya tersipu-sipu mau. Uhuk!

Yupz, mulai dari ritel-ritel berukuran mini, sampai ritel kelas kakap pernah bekerja sama dengan saya. 

Kerja sama tersebut berupa postingan artikel yang dimuat pada blog-blog saya lalu diblazt di sosial media milik saya.  (buzzer mah menurut saya ini).

Nah lho, berarti sampeyan tidak mandiri dong mas?

Nah, ini yang bikin saya bingung. Apakah saya benar-benar mandiri atau hanya sekedar jaga image saja karena tidak pernah menang kontes blog. Hahahaha….

Menurut saya, mereka, para sponsor yang pernah bekerja sama dengan saya sudah paham betul tentang gaya kepenulisan saya. Ndilalah kontrak kerja tersebut ternyata membebaskan saya untuk menulis dengan gaya bahasa saya sendiri. 

Mereka tidak membatasi, bahkan kalau ada kalimat atau kata-kata kotor, mereka juga tidak begitu mempedulikan. Lha wong mereka memang sudah paham betul tipikal saya bagaimana. Hehehe… 

Yang penting, tujuan dari penulisan artikel tersebut tercapai. 

Dasar pencapaian tersebut kebanyakan diukur melalui jumlah pembacanya maupun tercapai dalam artian mampu memberikan pengaruh/influence kepada para pembaca artikel tersebut. Nah lho 🙂

Wah, itu tidak mandiri dong mas? Kan dituntut mempengaruhi?

Waduh, bisa jadi. Tapi yang jelas (sombong nih), tulisan-tulisan saya pasti berpengaruh pada pembacanya, minimal pada mantan-mantan saya. Mbuehehe….

Sebagai catatan : Perusahaan bonafide semacam mereka pasti sudah memiliki tenaga ahli yang ditugaskan untuk memilih blogger-blogger keparat macam saya. Itu logika saya!

Jadi buat sampeyan-sampeyan yang ndak pernah menang kontes blog, jangan khawatir. Teruslah menulis. Jangan peduli dengan ocehan orang apalagi ocehan setan.

Ingat, blog kalian tidak akan “hidup” jika kalian  menulis hal-hal yang tidak sesuai dengan passion yang kalian miliki. 

So, keep write, keep “jones”… Wkwkwkwkwk….
PS.
Jones = jomblo ngenes

Mereka yang punya pacar, belum tentu sebahagia yang kalian bayangkan. Mereka yang masih jones, belum tentu se”ngenes” yang kalian pikirkan. Woles ajah bray/sist….

BE YOUR SELF!















9 pemikiran pada “Keep write, keep “jones””

  1. Mantep mas dar" artikelnya unik dan keren mas,,,dengan gaya bahasa yang kayaknya memang sesuai dengan karekter mas"darsono ini, yang susah di cari di blog blog lain,,,kayaknya saya harus banyak belajar dari mas"darsono deh…ajarin dong mas

    Balas
  2. Sebetulnya saya ngiri dengan mas darsono,,mas ini selalu kelihatan bahagia,,,dari tulisannya aja dah kelihatan bahagia,,,apalagi dari orangnya langsung.

    Tapi saya akui mas,' gaya bahasa dan tulisan mas darsono, lain dari pada yang lain…perlu bekajar dari mas darsono nih…

    Balas
  3. Haahhaaa….. bisa saja akang yg satu ini….
    Tapi menurut teman2 kerja saya, konon katanya saya ini orang yang suka tertawa..Bahkan kalau sedang dimarahin bos sekalipun, saya tetep tertawa… hahahaa… *jangan2 ini kelainan yah? xiixixix

    Ah masa???
    saya jadi TERSANDUNG ini kang….
    *air mana?? airrr????

    Balas
  4. Waduh….
    Kalau saya, jujur saja terinspirasi oleh mas Agus Mulyadi kang (www.agusmulyadi.web.id)
    apa adanya tapi tanpa meninggalkan nilai2 tradisional yg sebenarnya modern…halah…ngomong apa saya…

    saya haturkan matur tengkyuw kepada kang Dwi Iswanto yg sudah berkenan datang ke gubuk sederhana saya ini… makasih juga sanjungannya…ah, jadi pengen kawin lagi… #eh!

    Nantikan kunjungan balik saya ya kang?
    🙂

    Balas
  5. hahahaa….
    itu saya kasih jones biar judulnya sedikit bikin penasaran saja bu….

    Yupz, tulisan santai akan membuat pembaca betah …. biasanya sih gitu 🙂

    Balas

Tinggalkan komentar