Selamat Jalan Pak……

Direktur Politeknik yang bersahaja itu telah
kembali ke pelukan Sang Pecinta tuk slamanya…..
;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;

Syahdan, di suatu sore yang menawan, saya
beserta beberapa mahasiswa lainnya sedang bersenda gurau di depan teras kampus.
Kampus yang juga menjadi kantor Nahdlatul
Ulama (NU) Cabang Banyumas tersebut selalu ramai di setiap akhir pekan,
terutama menjelang ashar.
Di jam seperti itulah biasanya kami bersantai
menikmati sore sembari bercerita ini dan itu…Jarang membahas materi
perkuliahan bro… Ndak guna! Hehehhee…
Lagi asyik-asyiknya ngobrol, perlahan sebuah
angkot berhenti di depan kampus.
Seorang lelaki tua dengan tas jinjing ala
pemuda tahun 70-an turun dari angkot tersebut.
Celana “cutbre” dan gaya rambut yang
“tanpa gaya” menjadi salah satu ciri lelaki tinggi dan kurus
tersebut.

Wajah “sangar” dengan kumis tebal
melintas menjadi daya tarik tersendiri bagi kami.
Setelah membayar pada supir, kulihat lelaki
itu sesekali batuk ketika mulai melangkahkan kakinya. Usianya tiada lagi
muda…
Kata petugas administrasi di kampusku, lelaki
tua yang masih tampak gagah itu adalah mantan salah satu pejabat di Universitas
Jenderal Soedirman Purwokerto.
Pejabat?
Sungguh pertanyaan yang menggelitik hati
saya….
Perlu kalian ketahui, sekelas karyawan (bukan
dosen lho) yang bekerja di sana saja bisa dengan mudah membeli mobil… Tapi
lho kok orang ini malah ngangkot saban hari?


Entahlah….
Seingatku, Beliau memang punya mobil. Tapi
jangan membayangkan kalau mobilnya adalah mobil yang wah! Tidak….Dan
seingatku juga, paling sebulan atau bahkan dua bulan sekali lelaki tua ini
berangkat ke kampusku menggunakan mobilnya… Padahal rumahnya terbilang jauh
dari kampus tempat kuliahku itu.
Lelaki tua yang sederhana itu adalah Direktur
Politeknik kami, Bapak Saechan….
Konon, berdirinya kampus kami dan juga
politeknik Cilacap tak bisa dilepaskan dari peran Beliau.

Kembali ke cerita….
Tanpa dikomando siapapun, aku dan teman-teman
kuliahku berdiri menyambut Beliau…

Assalaamu ‘alaikum….
Salam yang begitu tulus dengan wajah yang
“biasa-biasa saja” (Beliau jarang tersenyum soalnya… Hehehehe)
terucap dari Beliau.
Sontak kami menjawab salam tersebut… Tanpa
babibu, satu persatu dari kami mencium tangan Beliau yang… ah, kasar
ternyata….. Dan itupun menjadi salah satu pertanyaan batinku…
Dalam lain waktu, saya diajak oleh salah satu
teman kuliahku, Barok namanya, untuk bersilaturahmi ke dalemnya Beliau.
Temanku Barok itu, mau menjagokan diri menjadi
perangkat desa di kampungnya. Berhubung kuliahnya belum selesai, ia bermaksud
meminta tanda tangan pada lembaran kertas yang bertuliskan “Surat
Keterangan Kuliah.”
“Wong sudah
jelas-jelas kuliah, ngapain pakai surat keterangan rok? esih peteng apa?”
(masih gelap apa).
Ledek ku ke Barok…

“Halah mbuh!” Jawab dia…
Enek kayaknya dia.. hahahhaaa….

Dengan menggunakan sepeda motor matic ku,
meluncurlah kami ke dalemnya pak Saechan, direktur politeknik kami.

Berhubung kami belum tahu dalemnya, kamipun
bertanya ke si anu dan si itu.
Tak lama, sampailah kami di dalemnya Beliau.
Lagi-lagi, bayangan ku salah… Rumah Beliau
tak seperti yang aku bayangkan…
Beberapa anak muda sedang mengutak-atik mobil
di depan rumah Beliau.
Yupz, ternyata bagian depan rumah Beliau
dijadikan sebagai bengkel. (Ndak tahu sekarang masih ada apa tidak).

Dengan mengenakan sarung dan menggunakan kaos
oblong yang kelewat sederhana menurutku, Beliau menemui kami berdua.

Ah, sungguh pemandangan yang lagi-lagi menohok
hati. Seorang direktur dan mantan pejabat kampus kok sesedehana ini…. Ah,
jadi malu saya 🙁

“Mau daftar jadi perangkat mas?”
Tanya Beliau ke Barok.
“Injih pak… Ikhtiar…” Jawab
barok.
“Kalau ikhtiar yang
sungguh-sungguh!”
Singkat tapi begitu dalam kata-kata Beliau
itu.

Begitu Beliau selesai menandatangani surat
keterangan kuliah tersebut, Beliau menasihati kami agar tetap bersemangat dalam
mencari ilmu, khususnya kuliah kami di politeknik. Jangan sampai ndak
selesai… Kata Beliau.

Sebenarnya masih banyak lagi cerita-cerita
perihal kesederhanaan, perjuangan, dan aneka cerita lainnya yang masih tersisa.
Tapi belum bisa aku ceritakan semuanya
disini….
Pagi ini, aku baru membuka WA……
Dan grup politeknik berada di urutan
pertama…
Dan inilah pesan yang langsung muncul di grup tersebut :



“Innalilahi wa inalillahi rojiun.
Telah berpulang ayahanda kami tercinta Drs. H.
Saechan,MSc pd hari rabu,26 April 2017 jam 23.41. Jenazah di semayamkan di
rumah duka Jln Suparto 37 Purwosari. Dan akan di kebumikan di pemakaman umum
desa Nusajati kec Sampang Cilacap berangkat dari rmh duka pukul 09.00 WIB”


Pesan tersebut muncul di beranda paling atas
di grup itu.
Tiba-tiba, bayangan wajah Beliau yang tegas
dan sederhana langsung muncul dihadapanku…. Beragam cerita tentang Beliau
seakan terajut satu demi satu…
Melalui tulisan ini, saya sampaikan terima
kasih yang tiada terhingga untuk Bapak 🙁
Bapak bukan hanya guru, dosen ataupun
direktur… Tapi Bapak adalah ayah bagi kami semua di kampus…

Selamat jalan pak 🙁


اَللهُمَّ
اغْفِرْلَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَاَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ
مَدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرْدِ وَنَقِّهِ مِنَ
الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلاَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ وَاَبْدِلْهُ
دَارًاخَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَاَهْلاً خَيْرًا مِنْ اَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا
مِنْ زَوْجِهِ وَاَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَاَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
وَفِتْنَتِهِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ. اَللهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا
وَشَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا وَصَغِيْرَنَا وَكَبِيْرَنَا وَذَكَرِنَا وَاُنْثَانَا.
اَللهُمَّ مَنْ اَحْيَيْتَهُ مِنَّا فَاَحْيِهِ عَلَى اْلاِسْلاَمِ وَمَنْ
تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى اْلاِيْمَانِ. اَللهُمَّ لاَتَحْرِمْنَا
اَجْرَهُ وَلاَتُضِلَّنَا بَعْدَهُ بِرَحْمَتِكَ يَآاَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Satu pemikiran pada “Selamat Jalan Pak……”

  1. Semoga amal ibadanya diterima oleh Allah Swt. Semoga keluarga yang ditinggalkan bisa menerimanya dengan tabah..

    Mendengar kabar duka itu menjadi pengingat buat diri, sebelum bertemu dengan ajal, mari sama-sama mengumpulkan bekal selama di dunia..

    Balas

Tinggalkan komentar