TENTANG KEPANTASAN

Selamat sore kisanak semua. Apakah kalian sudah mandi junub?
Kalau belum, silahkan kalian nyemplung ke kolam lele terlebih dahulu.
Mbuehehe…

Bicara perihal kepantasan, sesungguhnya bangsa nusantara ini adalah bangsa yang kaya akan sesuatu yang bernama kepantasan. Ia bisa berujud peraturan, norma, adat istiadat maupun perilaku keseharian dalam kehidupan bermasyarakat.

Sebagai bangsa timur, sebelum agama-agama samawi datang ke negeri ini, bangsa nusantara sudah memiliki “keunggulan” nilai.

Salah satu nilai yang masih dipakai hingga sekarang adalah nilai tentang “kepantasan”.

Bahkan khusus di daerah Jawa ada suatu nilai yang bernama riwuh pakewuh. Bisa kalian cari kok makna tentang riwuh pakewuh ini lewat kyai Google 🙂

Kepantasan-kepantasan itu telah berada pada lorong waktu yang panjang. Saking pajangnya, sampai saat ini ada beberapa manusia nusantara yang “melupakannya.”

Adalah pantas jika blangkon dikenakan di kepala. Tapi jika blangkon dikenakan di dengkulmu, pantaskah itu?

Adalah pantas menumpuk pundi-pundi kekayaan di rekening-rekening bank tertentu. Mulai dari bank ecek-ecek sampai pada bank di luar negeri yang konon terjaga kerahasiaannya.

Penumpukan pundi-pundi kekayaan itu pun bisa menjadi sesuatu yang tidak pantas ketika cara perolehannya adalah dari cara mencuri uang milik negara. Apalagi mencuri uang milik kimcil…. Sungguh terlaluuuu….

Adalah pantas melakukan hubungan esek-esek ketika kita sudah menikah. Namun ketika sudah menikahpun menjadi sesuatu yang tak pantas ketika kita melakukannya dengan pasangan orang lain, APALAGI pasangan hewan lain… Wkwkwkwkwkk…. terlaluuu….

Nah, ngomong-ngomong tentang kepantasan pula. maka sesungguhnya vaksin-vaksin palsu itu adalah sesuatu yang tidak pantas ketika ia masuk ke dalam tubuh anak-anak negeri ini. Dan tak pantas pula ketika yang melakukannya adalah orang-orang yang dinilai profesional. Bukankah manusia yang sudah disebut “profesional” pastilah ia mempunyai tingkat kehati-hatian yang tinggi. Ataukah, kata profesional itu hanya embel-embel semata demi mendapatkan tunjangan materi dalam pekerjaannya?

Sudahlah… Kata PEMERINTAH kita harus tenang… Tapi apakah “pantas” ketika anak-anak kita dimasuki sesuatu yang seharusnya tidak masuk ke tubuh lantas kita bersikap tenang bahkan biasa-biasa saja? Hmmmm…. Bukankah kepantasan bukanlah sesuatu yang dipantas-pantaskan?

Ngomong-ngomong, saya juga bersyukur bisa menulis postingan ini ketika jam bekerja saya sudah habis satu jam yang lalu. Karena sungguh tidak pantas ketika saya ngeposting sembari nonton pilem bokep…. #halah… sok suci…. wkwkkwkwk

Oh ya, semoga tulisan ini juga masih pantas untuk dipublikasikan di muka umum maupun dimuka emak elu. Terima kasih.
Kelilang………….

8 pemikiran pada “TENTANG KEPANTASAN”

  1. Haha iyah kang syukurlah kalau jam kerja nya sudah lewat 1 jam yang lalu karena memang sungguh tidak pantas memposting sembari nonton film biru 😀

    Balas
  2. SAYA TERLALU SIBUK BRO…
    JADI TIDAK BERMINAT MENDAKTARKAN DIRI JADI PRESIDENT…
    SAYA KASIH KESEMPATAN PD MEREKA YG TIDAK SIBUK UNTUK JD PRESIDEN…
    MBUEHEHEHE….

    Balas

Tinggalkan komentar